THE THIRD TEAM – REVENGE MISSION (PART 2)

collage_20150309132237735-1-1_20150329085325231[1]

 

Third Team Agent Cast :

Cha Seungwon, Kim Minhee

Bang SungJoon, JI ChangWook

Lee Jongsuk, Ahn Jaehyun

Park Cheonsa, Kim Woobin.

FBI Team Cast :

Thomas Gibson (Aaron),

Choi Seunghyun (Tempo),

Kenzi, Megan, Granger,

Etc.

Supporting Cast:

Kim Jaejjong

Other Artist (Cameo)

Author: Alicia Kim /@Qraelf

Disclaimer: The cast belong to God, their family and themselves. But this story originaly belongs to Me, Don’t be plagiarism. Don’t bash!! Don’t copies or spread this without our permission and credit, andplease make sure you leave comment to help me make a better story for you to read. For the password please write your email address at the end of your comments, I will send it via email as soon as possible. (Typo Everywhere)

Thank you and happy reading ^^

 

Previosly on The 3rd Team

“Heii Bebs, How Washington? I thought you already miss me” tawa Jongsuk yang berada di Korea.

“Uh-huh!” teriak Minhee membuat Jongsuk tersenyum

“Shut Up!! I need your help” Minhee

“Whats happen? Tell me!” Jongsuk

“Listen Carefully handsome. Bitting lips, eyes look down to another side.” Minhee mengatakan tanpa melepaskan tatapannya dari layar monitor

“Guilty and Could be Shame” Jongsuk melanjutkan perkataan Minhee.

“What Kind of terorist Show Guilty and Shame?” gumam Minhee yang dapat didengar oleh Jongsuk dan Jaehyun.



“No No No, There was a Bom on His body!” Woobin bangkit dari kursinya untuk kembali kedalam Mall disusul oleh Sung Joon. “What kind Of Bom?!” Teriak Minhee membuat Woobin menghentikan langkahnya sejenak kembali menatap Minhee dan Jaehyun yang juga bangkit dari kursinya “The Real BOM” Woobin kembali melanjutkan langkahnya.

“I need Bom Squad in 2 minutes” Teriak Sung Joon berlari menyusul Woobin. Minhee mengacak-ngacak rambutnya kesal seraya menatap Jaehyun yang menghela nafasnya khawatir.

Revenge Mission Part 2

“Hei kau! Berikan aku kotak yang ada ditangan mu!”Woobin menunjukkan Badge NTS dan FBI pada seseorang penjaga toko yang masih berada didalam Mall. Ia berhenti ketika melihat penjaga toko tersebut yang memegang satu set kotak kecil berisi gunting tajam menyerupai Tang, tidak butuh waktu yang lama bagi Woobin untuk menyadari isi kotak mini tersebut.

Woobin pun merebut paksa kotak mini tersebut karena pemiliknya tak ingin memberikan padanya, ia pun berjalan meninggalkan orang tersebut yang berteriak meminta kotak mini nya dikembalikan.

“Jika ku kembalikan!, aku pastikan kau akan terpangang seperti ikan asin” teriak Woobin tanpa membalikkan tubuhnya. Sung Joon membalikkan tubuhnya singkat tanpa menghentikan langkahnya, menahan tawakarena melihat pemilik kotak mini itu terdiam begitu saja.

“Kau tunggu disini” Sung Joon terdiam mendengar perkataan, lebih tepatnya perintah yang Woobin katakan padanya.

“Tidak! Aku akan ikut kemana pun kau pergi!”Tolak Sung Joon

“Ya! Aku mau ke toilet, apa kau mau ikut?!” Woobin menatap Sung Joon dengan tatapan malas.Dengan dahi yang berkerut Sung Joon menatap Woobin dengan tatapan jijik, membatin dalam hatinya menyesali kenapa ia harus berada satu team dengan manusia berparas tidak lebih tampan dari dirinya.

“Jadi apa kau mau ikut?!”Woobin menunjukkan Smirk nya seraya ia memasukkan kotak mini tersebut dalam saku belakang celana nya.

“Kembali lah bersama Jaehyun dan Minhee, mereka membutuhkan mu.” Sung Joon menganggukkan kepalanya menatap khawatir kearah Woobin. “Hei, aku akan baik-baik saja! Kau tak perlu khawatir. Aku sudah terlatih bukan” Woobin menepuk wajah Sung Joon dengan lembut.

“Kau harus kembali, harus! ”

“Tentu saja, aku terharu kau menghawatirkan ku”

“Bukan ” perkataan Sung Joon membuat Woobin menghentikan kegiatannya.

“Kau berhutang 100 Dollar padaku, dan jika kau tak kembali, siapa yang akan menggantinya?!” Sung Joon menatap Woobin dengan tatapan memelas. “Karena itu kau harus kembali dengan selamat” Sung Joon menunjukkan Gummy smile nya membuat Woobin mendengus kesal seraya melayangkan tangannya untuk memukul kepala Sung Joon .

“AISSH ANAK INI!” Woobin berlari meninggalkan Sung Joon.

“Kembali bersama mereka, perhatikan notes yang aku tulis disana. Aku akan membutuhkan bantuan mu!” Teriak Woobin yang berlari menuju tempat kejadian perkara dan Sung Joon pun kembali kedalam tenda

Woobin berlari bergabung dengan yang lain. ia memelankan langkahnya, menghampiri kenzi serta membisikan sesuatu ” Aku akan mendekati Ny Wilhem untuk memutuskan kabel detonator yang ada dibelakang tubuhnya”

“Kau yakin?”Woobin menganggukan kepalanya meyakinkan teman FBI nya ini bahwa ia bisa melakukannya. “Aku membutuhkan bantuan mu.Jika aku sudah berhasil memutus kabelnya, kau harus membawa Ny Wilhem menjauh dari sini. Masih ada lagi pekerjaan yang harus ku lakukan dan ini lebih berbahaya” kenzi menganggukan kepalanya menatap Woobin singkat kemudianmengikuti arah padang Woobin yang menatap Bobby dengan tajam.

Sementara itu Minhee yang berada didalam tenda tidak mengalihkan pandangannya pada monitor yang menampilkan keadaan di tempat kejadian. Minhee lebih memusatkan perhatianya pada rekannya Woobin, ia masih belum mengerti apa yang akan dilakukan temannya ini.

“Aku tahu!!” Teriak Minhee tiba-tiba membuat Jaehyun, Sung Joon yang baru saja kembali kedalam tenda serta Jongsuk yang berada di Korea pun terkejut. Minhee menekan tombol Earphone yang terdapat di telinganya untuk memberikan informasi pada rekan-rekan yang berada di lapangan setelah Woobin memberikan anggukan seraya menatap kamera CCTV yang berada tak jauh darinya.

“Woobin,akan menutus kabel detonator yang terdapat di belakang tubuh Ny Wilhem, tolong alihkan perhatian Bobby sementara ia melakukannya dan jikaia sudah berhasil, Aku minta beberapa Agent segera membawa Ny dan tuan Wilhem menjauh dari sana! SWAT akan bersiap menerima mereka diluar gedung”

“Call The SWAT , Now!!” teriak Sung Joon pada anggota FBI yang ada didalam tenda. Tanpa diminta dua kali salah satu anggota FBImengangkat gagang telepon dan menghubungi anggota SWAT yang sudah berjaga-jaga diluar gedung Mall.

S.W.A.T (Special Weapons and Tactics) adalah team dari satuan penegak hukum yang menggunakan senjata militer dan taktik khusus dalam operasi-operasi yang beresiko tinggi yang berada diluar kemampuan polisi berseragam biasa. Tugas SWAT diantara lain untuk menghadapi kriminal bersenjata berat, melakukan misi penyelamatan sandera, Operasi kontra- terorisme.

Sung Joon berjalan keluar menemui anggota SWAT untuk membicarakan rencana selanjutnya. “Dengarkan aku baik-baik, dua orang sandera akan keluar dari dalam Mall bersama dengan beberapa anggota FBI, kalian harus membawanya ke markas FBI dengan pengawalan yang ketat, disana ada NTS Ji Changwook dan FBI Megan yang akan menerima mereka.”Sung Joon menatap beberapa pimpinan lapangan anggota SWAT.

“Dan aku minta beberapa anggota kalian secara perlahan untuk memasuki gedung Mall dari pintu belakang, bawa juga tim penjinak bom yang kalian miliki dengan perlengkapan khusus. Kalian mengerti!” tanya Sung Joon yang dijawab anggukan oleh beberapa pimpinan anggota SWAT yang masih berada disana.

“Apakah kalian yakin bisa menjinakkan bom yang dibawa oleh laki-laki yang tak dikenal itu?”tanya salah satu pimpinan SWAT yang belum mengetahui siapa nama laki-laki yang tiba-tiba muncul dan menodongkan senjata api.

“Bobby, namanya Bobby mantan anggota militer Amerika Serikat dan -” Sung Joon menghentikan perkataanya sejenak berusaha meyakinkan dirinya jika Woobin dapat menghandle semuanya dengan baik. “- Aku yakin, serahkan pada mereka didalam sana. kalian cukup melakukan apa yang aku minta”

“Baiklah” angguk para pimpinan lapangan anggota SWAT tersebut.

“Selamat bekerja, dan berhati-hatilah, jika kalian membutuhkan aku kalian bisa menghubungi ku dengan penyentara ini. ” Sung Joon memberikan beberapa Earphone pada 4 pemimpin lapangan Anggota SWAT sebelum memisahkan diri.

Seungwon, Aaron, Kenzi dan Seunghyun, serta para anggota FBI lainnya yang berada disana pun mendengar instruksi yang diberikan oleh Minhee. Mereka saling menatap dan menganggukan kepala tanda mengerti atas apa yang dikatakan Minhee.

Woobin melangkahkan kakinya meninggalkan kenzi menuju Ny Wilhem yang berjarak kurang lebih 10 meter darinya dengan perlahan, ia mengendap-mengendap menuju bagian belakang tubuh Ny Wilhem. Woobin bersyukur karena kabel detonator yang ia maksudkan tidak tertutup oleh apapun. terlihat jelas oleh Woobin 4 warna kabel yang berbeda yang menghubungkan BOM dibagian belakang tubuh dengan bagian depan yang terletak dibagian depan tubuh Ny Wilhem.

“Merah, Hijau , Kuning dan Biru” Gumam Woobin tanpa mengalihkan pandangannya dari 4 kabel detonator tersebut. Woobin mengeluarkan kacamata khusus yang ia cipakan sendiri, kacamata yang dilengkapi dengan kamera mini untuk melihat dengan jelas jarak antara kabel satu dengan kabel lainnya. Kaca mata ini juga berguna untuk merekam sesuatu.

“Sung Joon, kau mendengar ku?” Woobin menekan Earphone yang terpasang ditelinganya.

“Im Here!” Woobin tersenyum mendengar jawaban dari Sung Joon. ” Buka halaman 45 pada notes yang kutinggalkan di depan Komputer tadi, lihat gambar45.5 ! Apakah sama dengan Bom yang terpasang dibagian belakang tubuh Ny Wilhem?” Woobin mengarahkan kamera mini yang terpasang pada sudut kacamata yang ia kenakan.

“Bagaimana?” Woobin

“Sama! Hoah Hyung kau sungguh handal!” Woobin tersenyum mendengar pujian yang diberikan oleh Sung Joon.

“Biru, Merah dan Kuning. Kau harus memotong kabel berwarna biru dahulu, kemudian merah dan yang terakhir kuning, dan jangan sampai kabel berwarna hijau ikut terputus ketika kau memotong kabel berwarna kuning” Woobin menganggukkan kepalanya mendengar instruksi yang diberikan oleh Sung Joon.

“I got it, Everybody ready in positon!” Woobin berbisik memberi aba-aba kepada semua orang yang berada disana.

“Aku mulai mendekati Ny Wilhem, ingat jangan melakukan pergerakan apapun yang membuat nya terkejut atau menyadari kehadiranku!” Woobin melirik kekanan dan kekiri, ia mendapati Kenzi, dan Seunghyun serta beberapa anggota FBI dan SWAT team yang sudah masuk kedalam Mall melalui pintu belakang menganggukan kepalanya mengerti.

“Hyung?!” Teriak Jaehyun tiba-tiba membuat Woobin terkejut dan menghentikan langkahnya.

“Wae?!” Woobin menunggu Jaehyun meneruskan perkataanya.

“Saranghaeo” Woobin menundukkan kepalanya setelah mendengar lanjutan dari perkataan Jaehyun. Ia menundukkan kepalanya, berusaha menormalkan nafasnya akibat menahan emosi yang sudah memuncak karena disaat seperti ini Jaehyun masih bisa mengatakan hal-hal yang tak perlu.

“Kau tidak mau membalas perasaan ku?” tanya Jaehyun yang membuat Woobin benar-benar akan menggantungnya di tiang bendera gedung FBI setelah misi ini selesai.

“Aku akan membalasnya nanti! Sekarang tutup mulut mu!” Woobin mengeram kesal membalas perkataan anggota termuda dalam team nya ini.

“Woobin ah!”

“Apa lagi?!” Woobin kembali menghela nafas ketika mendengar suara Minhee, ia tidak tahu lagi apa yang akan di lakukannya jika Minhee mengatakan hal yang sama tak pentingnya dengan yang Jaehyun katakan.

“Berhati-hatilah, aku mengandalkan mu!” Woobin mendengus seraya tersenyum karena menduga hal yang tidak-tidak.

“Kau memang yang paling waras Minhee ya! Terimakasih. Baiklah semua standby!” Woobin kembali memberi instruksi.

Woobin berhasil mendekati Ny Wilhem tanpa disadari oleh wanita itu. Semua team melakukan sesuai dengan yang instruksikan oleh Minhee dan dirinya.

“He will cut the Blue one” Jaehyun memberitahukan kepada anggota yang lain ketika melihat Woobin dengan perlahan memotong kabel warna biru dengan gunting yang menyerupai tang berada ditangannya.

“Now, he will Cut The red One!” Jaehyun melihat Woobin yang kembali memotong kabel berwarna merah tersebut secara perlahan.

“Carefull darling!” Woobin terseyum mendengar suara Minhee dari Earphone miliknya.

“The Last one”Jaehyun menatap kearah layar monitor dengan seksama, ia menahan nafasnya ketika melihat Woobin mulai mengarahkan Tang tersebut mendekati kabel berwarna Kuning.

“Everybody Standby in position” ujar Minhee perlahan yang dapat didengar oleh anggota FBI, NTS dan SWAT melalui earphone mereka.

“Done!” bisik Woobin langsung mundur beberapa langkah dari Ny Wilhem setelah berhasil memutus kabel terakhir menggunakan tang tajam menyerupai gunting tersebut. Jaehyun yang mendengar kata-kata Woobin langsung memberikan aba-aba melalui Earphone miliknya

“Everybody Go!! Go!! Go!! Go!!”

Dengan gerakan perlahan, Kenzi dan Seunghyun dibantu oleh anggota SWAT segera menarik Ny dan Tuan Wilhem untuk segera keluar dari Mall. Ny Wilhem bersikeras untuk tidak meninggalkan Mall dan berusaha untuk menekan alat pemacu untuk meledakkan bom yang terdapat dalam tubuhnya, namun tidak juga berhasil. Ny Wilhem tidak menyadari Jika kabel detonator yang terdapat ditubuhnya tidak lagi berfungsi.

Minhee, Jaehyun, dan Sung Joon menghela nafas lega melihat SWAT berhasil membawa Ny dan Tuan Wilhem keluar dari Mall. Seperti yang diinstruksikan oleh Sung Joon, SWAT team segera membawa mereka berdua menuju markas FBI untuk bertemu dengan Changwook dan Megan yang siap untuk menggali informasi dari Orang tua salah satu sandera tersebut.

Minhee memeluk Woobin yang baru saja kembali kedalam tenda“Thanks God, are you oke?!” Woobin tersenyum menganggukan kepala menatap Minhee yang menghela nafas lega.

“Apa ada informasi lain tentang Bobby?” Woobin melangkahkan kakinya mendekati CCTV, ia menekan tombol pada keyboard sehingga membuat CCTV terfokus pada BOM yang terdapat di tubuh Bobby.

Bobby membuka kemeja nya ketika Woobin sedang berusaha menjinakkan Bom yang terdapat di tubuh Ny Wilhem. Bobby merasa kesal dengan Aaron dan Seungwon yang tidak mau mengikuti permintaanya untuk berbicara dengan Menteri Departement Pertahanan Amerika Serikat.

Sung Joon memutuskan untuk keluar dari dalam tenda ketika melihat sesuatu yang aneh dari layar monitor. Ia melihat para FBI Agent dan SWAT team satu persatu mulai meninggalkan tempat dimana Aaron dan Seungwon berada saat ini.

Jaehyun bangkit dari kursinya seraya menerima sebuah kertas dari salah satu FBI analyst. ” Ayah dari dua orang anak yang –” perkataan Jaehyun terputus ketika mendengar teriakan dari Aaron dan Seungwon yang meminta mereka untuk segera menjauh dari lingkungan Mall.

“Bobby! Jangan nekat. Kita bisa membicarakannya dengan baik-baik” Aaron mengulurkan tangannya pada Bobby, memintanya untuk menyerahkan alat pemacu Bom tersebut kepadanya.

“Jangan coba-coba mengelabui ku, apapun yang kalian katakan padaku tidak akan membuat niat ku surut.” Bobby menatap Aaron dan Seungwon tajam.

Seungwon pun menghela nafas mengatakan sesuatu yang membuat Bobby dan seluruh Agent FBI terkejut. “Baiklah lakukan? Bukankah niat mu untuk meledakkan Bom ini?” Aaron membulatkan matanya terkejut menatap Seungwon sedang memasukan handgun miliknya kembali saku belakang celana yang ia kenakan.

“Mr Cha, Apa yang anda lakukan?” Aaron memelankan suaranya, ia menatap Seungwon sekilas kemudian kembali menatap Bobby.

“Kau sudah tahu apa yang terjadi jika kau tetap meledakannya bukan? Kau akan menjadi serpihan tulang dan daging basah diantara reruntuhan gedung ini.”Bobby memandang Seungwon dengan wajah penuh kebingungan, ia kemudian memandang kearah Aaron yang terlihat sama bingungnya dengan dirinya.

“Jika kami mati, nama kami akan diingat oleh seluruh dunia, namun kau?” Seungwon tersenyum sinis seraya berjalan dua langkah kekanan, kemudian kembali melangkahkan kakinya 2 langkah kekiri terus saja seperti itu.

“Kau hanya akan dikenal sebagai teroris. Amerika tidak akan pernah meninggat mu sebagai Militer yang baik. Kau akan dicap sebagai Militer yang buruk, pengedar narkoba dan teroris.” Seungwon

“Aku tidak melakukannya, Aku bukan seorang pengedar narkoba!” Bobby berteriak membela dirinya. Seungwon yang mendengar reaksi yang diberikan oleh Bobby pun tersenyum. “Gotcha!” Ujar Seungwon dalam hatinya.

“Tentu saja kau tidak melakukannya, aku percaya itu! kau pasti terkejut kenapa aku bisa percaya dengan mu – dengan semua yang kau katakan itu. Aku bisa melihat nya dari mata mu, kau hanya ingin melampiaskan kekesalan mu akibat tuduhan yang mereka tujukan padamu.” Seungwon tersenyum menatap Bobby.

“Everybody Put you’re Gun Down!” Teriak Aaron yang sudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh Seungwon. Para Agent dan SWAT team mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan apa yang diperintahkan oleh Aaron. Namun mereka tetap menurunkan senjata tanpa harus diperintah dua kali.

“Rekan ku benar, Apa kau membiarkan mereka yang menuduhmu begitu saja bebas? Menikmati kematian mu dan membuat mereka terbebas dari hukuman yang seharusnya mereka terima?” Aaron pun melakukan hal yang sama dengan Seungwon yaitu memasukan kembali Handgun miliknya ke saku belakang celana.

“Jika kau ingin melakukannya, Silahkan saja!. Kami sudah berhasil mengevakuasi para pengunjung dan apa yang kau lihat? FBI dan SWAT team serta Agent NTS yang berada disini bersama mu” Seungwon

“Dan kami yang berada disini sudah sangat terlatih dan memang ditugaskan untuk mati.” Aaron menatap Seungwon yang menganggukan kepalanya setuju. “Jadi lakukan lah, ledakkan kami!” lanjut Aaron lagi yang memberikan kode kepada para Agent FBI, SWAT team yang berada dibelakangnya untuk segera meninggalkan gedung Mall ini melalui tangan kiri yang ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

Para Agent FBI, dan Team Squad keluar dengan gerakan perlahan meninggalkan Aaron dan Seungwon untuk menenangkan Bobby. “Kau tidak akan melakukannya untuk ku kan?” Bobby sudah mulai bisa membaca kerah mana Seungwon akan meneruskan perkataannya.

“Tentu saja kami akan melakukannya. Kami akan membuat namamu bersih dan membuat mereka merasakan hukuman atas apa yang mereka perbuat padamu.”Aaron berusaha meyakinkan Bobby. Booby menatap kedua nya dengan tatapan yang menunjukkan ketidak yakinan.

“You such a bad liar?!” Bobby

“And Such a bad terorist! Oh Come on. If you want to blow that bom just blow, Why you still negotiating with us?” Seungwon menaikkan nada bicaranya.

“Because you didnt want to do it right?” Aaron menatap Booby dengan tatapan menyelidik untuk mencari tahu bahwa dugaannya benar.

“If you like that, look at me in the eyes and put the trigger down but slowly”Seungwon menantap sekilas kearah Aaron yang menganggukan kepalanya dengan yakin. Aaron perlahan bergerak menuju belakang tubuh Bobby menunggu dengan pasti ia akan menurunkan alat pemicu bom tersebut.

“I’ll Promise you, please put the trigger down.”Seungwon mengatakannya dengan nada pelan. Perlahan namun pasti Bobby menurunkan tanganya yang memegang alat pemicu bom. Melihat hal itu Aaron dengan cepat meraih alat pemicu tersebut dari tangan Bobby, sementara Seungwon, ia langsung menyergap Bobby memojokkannya ketembok. SeungWon meraih tangan kanan Bobby membawanya kebelakang tubuhnya dan melakukan hal yang sama dengan tangan kiri Bobby kemudian memborgolnya.

Sung Joon yang berada tak jauh dari Aaron dan Seungwon langsung berlari mendekati mereka berdua, berusaha melepaskan Bom yang melekat pada tubuh Bobby dengan perlahan.

“Kenapa kau tidak pernah melakukan semuanya sesuai dengan prosedur?” suara Seungwon terdengar frustasi. ia mengaitkan kedua tangan dan menaruhnya didepan dada menatap Sung Joon yang datang tanpa menggunakan pelindung yang biasa digunakan oleh team penjinak Bom.

“Like the teacher like a student, Like Sunbae like Hoobae” Sung Joon mengedipkan sebelah matanya kepada Seungwon yang mendengus kesal melihat tingkah juniornya ini. Aaron sendiri tersenyum melihat tingkah kedua rekan berbeda negara dengan dirinya ini, namun senyum nya menghilang ketika ia melihat seorang laki-laki berusia 30 tahun muncul dari sisi gedung sebelah kiri mereka berdiri saat ini. Laki-laki tersebut berjalan dengan cepat kearah mereka dan Aaron dapat melihat sesuatu yang aneh pada diri laki-laki tersebut.

“Guys!” Seungwon dan Sung Joon serta Bobby menatap Aaron yang menatap mereka.

“We have to get out of here?” Aaron mengatakan perlahan terlihat gelisah.

“Why?” Sung Joon menatap Aaron dengan mengerutkan dahinya. Seungwon yang menangkap nada tidak enak keluar dari mulut Aaron pun langsung mendorong Sung Joon dan Bobby berjalan mengikuti kemana Aaron pergi. Seungwon mengedarkan pandangannya dan mendapati laki-laki yang membuat Aaron sedikit cemas.

“Run! Run! Run!” Seungwon kembali mendorong punggung Sung Joon untuk berjalan lebih cepat. Seungwon mendengus karena Sung Joon tak juga mempercepat langkahnya, sehingga membuat Seungwon harus meninggalkannya dan membisikan sesuatu sebelum ia benar-benar berlari meninggalkan Sung Joon dengan Bobby.

“Run or you will burn like meat” Seungwon berlari menyusul Aaron, sementara Sung Joon menolehkan wajahnya menatap laki-laki yang sepertinya akan membuat dirinya menjadi daging panggang.

“This Ugly Ajhussi really!” Gerutu Sung Joon mendorong Bobby untuk berlari bersamanya.

“BOM, EVERYBODY LEAVE THIS BUILDING!!”Teriak Aaron yang keluar dari dalam Mall diikuti Seungwon, Sung Joon dan Bobby yang masih di borgol.

“GO!!!!!!” Teriak Seungwon dan 10 detik kemudian Bom pun meledak, membuat beberapa bagian Mall runtuh. Seungwon, Seunghyun dan Aaron serta Bobby terlempar 10 meter dari tempat mereka berada ketika mencoba berlari menjauh dari Mall akibat Bom yang meledak tersebut.

“kalian baik-baik saja?” Minhee, Woobin, Jaehyun serta Seunghyun dan Kenzi beberapa anggota lainnya menghampiri Aaron, Seungwon dan Sung Joon.

“Aku baik-baik saja,apa ada yang terluka?” Aaron berdiri membersihkan debu yang menempel pada tubuhnya. ia melihat kearah sekitar menatap para agent yang lain.

“kami baik-baik saja” jawab Seungwon memeriksa keadaan dirinya dan melihat kearah Sung Joon yang menganggukkan kepalanya seakan mengatakan kalau dia baik-baik saja.

“Apanya yang baik-baik saja, kalian terluka” gerutu Minhee yang mengkhawatirkan keadaan rekan-rekannya.

“Kita harus segera kembali ke markas.SWAT team dan beberapa agent akan membereskan semuanya!”ujar Aaron yang diikuti anggukan oleh yang lainnya. Mereka pun kembali ke markas besar FBI di Washington DC menggunakan Escalade milik FBI.

FBI Headquarters

Washington DC

Megan dan Changwook menerima Tuan dan Ny Wilhem dari tangan SWAT Team. Kedua agen beda negara ini membawa pasangan suami isteri kedalam sebuah ruangan. Ruangan yang sengaja dibangun untuk para FBI agent beristirahat atau sekedar berkumpul setelah menyelesaikan misi penting. Ruangan yang tidak terlalu besar berdinding kaca namun tetap nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul. Megan mempersilahkan Tuan dan Ny Wilhem menempati kursi berhadapan dengan Changwook yang sudah duduk terlebih dahulu. Megan duduk bersebelahan dengan Changwook, ia menekan sebuah tombol yang berada dibawah meja yang membuat seluruh dinding kaca tersebut berubah menjadi buram sehingga membuat siapapun tidak bisa melihat keluar atau pun kedalam ruangan.

040115_1058_TheThirdTea1.jpg

“Ny Wilhem, aku tahu hari ini sangat berat untuk mu, namun izinkan kami untuk mengajukan beberapa pertanyaan.” Megan menatap Ny Wilhem yang menganggukan kepalanya dengan tatapan bersahabat.

“Rekan mendapati kau menerima sebuah telepon dari seseorang, bisa kau beri tahu siapa yang menghubungi mu saat itu?”

“Aku tidak tahu siapa orang itu, yang aku tahu dia adalah seorang laki-laki.” Megan dan Changwook saling bertatapan.

“Apa kau masih mengingat suara laki-laki tersebut?” Kali ini Changwook mengambil alih pertanyaan. Ny Wilhem menatap Changwook dengan ragu,menolehkan wajahnya kekananmenatap suaminya sekilas sebelum menjawab pertanyaan “ia menyamarkan suaranya, aku tidak bisa mengenali bagaimana suara asli nya. Maafkan aku – aku sungguh minta maaf” Ny Wilhem terisak. Tuan Wilhem menarik Isterinya kedalam pelukan seraya mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Lalu bagaimana kau mendapatkan Bom dan semua perlengkapannya?” tanya Changwook lagi.

“Aku mendapatkan kiriman paket 5 menit setelah pembicaraan kami berakhir. Aku bahkan masih menyimpan kotak tersebut.” Ny Wilhem menghentikan perkataanya, ia mengerutkan dahinya sebelum melanjutkan perkataanya kembali. “Aku juga mendapatkan sebuah CD, tapi aku belum sempat melihatnya karena saat itu aku sungguh kalut dan hanya berfikir aku harus melakukan apa yang mereka minta agar Putera tunggalku selamat” Ny Wilhem menundukkan kepalanya dan kembali terisak.

“Dimana kau menyimpan kotak beserta CD tersebut?” kali ini Megan bertanya dengan suara yang sedikit menuntut. “Ruang kerja, aku menyimpan kotak tersebut dibawah meja kerja suamiku yang terletak di lantai 2 rumah kami.” Setelah mendengar jawaban terakhir dari Ny Wilhem, Changwook bergegas keluar dari ruangan. Ia meraih telepon gengam yang berada di saku jaketnya untuk menghubungi Granger.

“Pergilah menuju lantai dua rumah keluarga Wilhem. Masuk kedalam ruang kerja, bawa kemari Kotak yang berada dibawah meja kerja. I hope we get lucky!” ujar Changwook mengakhiri pembicaraanya.

collage_20150401113454413_20150401114209244_20150401114529939[1]

FBI Agent Aaron, Seunghyun, Kenzi tiba dimarkas besar FBI bersama NTS Agent Seungwon, Woobin, Minhee, Sung Joon, Jaehyun. Tak lama berselang Agent Granger datang dengan membawa Handphone yang digunakan oleh Ny Wilhem untuk berkomunikasi dengan tersangka, serta sebuah Kotak tanpa nama yang dikirimkan kerumah keluarga Wilhem. Sung Joon beserta Kenzi meminta salah satu anggota FBI yang berjaga untuk membawa Bobby keruang tahanan sementara mereka yang lainmengikuti Aaron menuju ruang Meeting

Semua agent larut dalam pikirannya masing-masing. Aaron dan Seungwon sepakat untuk memberikan para Agent waktu untuk beristirahat setelah apa yang dialami oleh mereka. Entah hanya kebetulan atau memang sudah direncanakan, FBI memilih duduk bersebelahan dengan agent FBI lainnya, begitu pula dengan agent NTS.

“Jenny! Tolong buatkan kami Coffee”ujar Aaron pada Jenny salah satu analyst FBI yang kebetulan melewati ruangan tersebut.

“Yes sir!” Jawab Jenny

“Do you have a beer?” Seluruh agentFBI memandang Minhee yang lebih memilih berdiri menatap kearah luar gedung FBi dengan heran.

“i prefer to drink beer than Coffee, membuat ku dapat berfikir dengan cepat”Minhee membalikkan tubuhnyamenatap agent FBI lainnya.

“Minhee kami memang seperti itu, bukan hanya dia, tapi Sung Joon dan Woobin terkadang juga melakukan hal yang sama dengan Minhee.” Jelas Jaehyun pada Aaron yang masih tidak mengerti. Aaron tidak pernah mengizinkan anggotanya untuk meminum Beer atau minuman alkohol lainnya jika sedang bertugas.

“Aku rasa kita masih mempunyai persediaan, tunggu sebentar!” Seunghyun meninggalkan ruang rapat menuju pantry untuk membawa beer yang dibutuhkan oleh Agent NTS

“Did you feel what i feel?” Minhee menerima kaleng beer yang diberikan oleh Seunghyun, membukanya dan meminumnya beberapa teguk sebelum melanjutkan perkataanya.

Something missing here, aku merasa kita melewatkan sesuatu.”Ujar Seungwon yang duduk berhadapan dengan Aaron.

“Kau merasakan juga Paman?” Minhee berjalan menghampiri Seungwon

“Like What?” Tanya Kenzi yang terlihat sangat lelah.

“Itu yang harus kita temukan.” Minhee menatap seluruh Agent bergantian. Sementara Seungwon menatap kosong kearah Meja, memikirkan sesuatu yang terasa janggal dan terlewatkan.

“Siapa yang akan – ?”Jaehyun memghentikan perkataanya ketika melihat seorang Office boy masuk membawakan Coffee untuk para Agent. Jaehyun memang sengaja tidak meneruskan perkataanya, ia selalu mencurigai siapapun yang tidak ada kaitannya dengan kasus ini. “Siapa yang akan menginterogasi Bobby?”Jaehyun mengulangi pertanyaanya ketika Office boy sudah meninggalkan ruang rapat.

“Megan dan salah satu therapys expert FBI yang akan melakukannya” jelas Granger diikuti oleh Megan yang menganggukan kepalanya membenarkan.

“dan untuk Video tersebut sedang diteliti oleh Cyber team kami “Granger menambahkan perkataanya lagi.

“SIR!” Seorang Pegawai FBI mengetuk pintu ruang rapat. “Mr President and First lady wants to meet you and all agent?”

“When?” Tanya Aaron

“They are in Operation Room” Pegawai FBI tersebut meninggalkan ruang rapat begitu saja.

“Mari, kita temui President dan ibu negara”Aaron bangkit dari kursinya diikuti agent yang lain termasuk NTS Agent.

Seungwon menghentikan langkahnya sejenak menatap Minhee dan Jaehyun yang berjalan diurutan belakang. “Minhee, kau temani Megan untuk melakukan interogasi, buka mata dan telinga mu baik-baik!. Kau mengerti?!” Minhee menagnggukan kepalannya dengan pasti.

Setelah mendapatkan jawaban dari Minhee, Seungwon mengalihkan tatapannya pada Jaehyun. ” kau bergabunglah dengan Cyber Team, membantu mereka untuk mendapatkan apa yang kita perlukan.” Ujar Seungwon berbisik namun penuh penekanan.

“Got It!” ujar Jaehyun. Minhee dan Jaehyun mengikuti Seungwon

FBI Operation Room

“Mr Presiden, aku perkenalkan kau dengan pemimpin kasus ini, Agent Thomas Gibson” Leon Vance yang merupakan Director FBI memperkenalkan Aaron kepada Presiden Amerika Mark Taylor dan Ibu negara Jessica Taylor.

“Perkenalkan Mr. Cha Seungwon, 3rd team NTS Korea Selatan yang akan membantu kita untuk misi penyelamatan ini. Beliau membawa 5 agent terbaiknya, Ji Changwook, Kim Woobin, Ahn Jaehyun, Bang Sung Joon dan –” perkataan Aaron terhenti karena terkejut mendengar pertanyaan dadakan yang Seungwon tanyakan pada Presiden United State ini.

“Mr President. Aku ingin bertanya pada mu, tolong jawab dengan cepat!.” Seungwon menatap wajah President Amerika ini tajam, belum sempat Mark Taylor menjawab apakah ia setuju ataupun tidak, Seungwon sudah melanjukan pertanyaan yang membuat siapapun terkejut mendengarnya.

“Apa kau ada dibalik penculikan ini? Apa kau menculik mereka untuk menarik Simpatik rakyat mu? Apa kau ingin moment ini sebagai salah satu cara agar kau dapat menduduki kursi kepemimpinan mu lagi?” Pertanyaan Seungwon membuat seluruh ruangan terdiam karena terkejut, Beberapa diantara nya membulatkan mata mereka karena tidak percaya akan apa yang ia dengar. Belum pernah ada orang yang bersikap tidak sopan dengan orang nomor satu di Amerika itu.

“Mr Cha!!” Seungwon dapat mendengar Director FBI Leon berteriak padanya, namun Seungwon tetap menatap president dengan tatapan menuntut untuk segera menjawab pertanyaan yang ia utarakan.

“Mr President, Answer My Question!”Seungwon memberikan penekanan pada setiap kata yang keluar. Seungwon menunjukkan telapak tangan kepada orang-orang yang berada disebelahnya untuk tidak ikut campur dengan hal ini. Bagi orang yang tidak paham atas apa yang dilakukan Seungwon akan menganggapnya aneh.

“He’s telling the truth” Ujar Minhee yang berada dibelakang Seungwon, memperhatikan dengan teliti ekspresi wajah Presiden Amerika saat ini. Seungwon pun tersenyum mendengar perkataan Minhee,. membuat Seungwon menghela nafasnya, dan tersenyum ramah menatap presiden.

“Thankyou and Sorry Mr President!” ujar Seungwon

“What The Hell?!” President menaikkan nada bicaranya menatap sembarang arah kemudian kembali menatap Seungwon dengan tatapan tidak bersahabat. ia tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Seungwon padanya.

“Mr Cha, What are you doing?” bisik Aaron yang membuat Seungwon menyugingkan senyumannya.

“Kau bersikap tidak pantas dengan presiden, bagaimana mungkin kau menuduhnya dalang dibalik semua kejadian ini?’ Director FBI Leon pun merasa geram.

“Kalau bukan beliau lalu anda?” celetuk Jaehyun dengan senyum yang mengembang. Jaehyun mencondongkan tubuhnya guna menatap Leon yang terhalang oleh Minhee dan Woobin. Pertanyaan Jaehyun membuat seluruh Agent dan Presiden menatap Leon dengan tatapan penuh menyelidik.

“Jaga bicara mu anak muda, atau aku akan menuntut mu!” Ancam Leon menatap tajam kearah Jaehyun yang menunjukkan V sign dengan jarinya seraya kembali keposisinya semula.

“Maafkan kami, tapi harus melakukan nya. Kami perlu mengetahui apa anda berkata jujur apa tidak.”Ujar Seungwon menjelaskan.

“What?!, ini bukan waktu nya bermain-main!! Nyawa anak ku dan anak- anak lain diluar sana kalian pertaruhkan untuk pertanyaan tidak penting kalian itu?!” Jessica Taylor menatap Seungwon dan Agent NTs geram.

“Sekali lagi kami Memohon maaf. Namun dengan cara itulah kami memutuskan akan tetap berada di sini atau pulang kembali ke negara kami.” Minhee melangkahkan kakinya mendekati Ibu negara, berdiri bersebelahan dengan Seungwon.

“Dengarkan aku baik-baik! Aku sungguh bersusah payah untuk berada diposisiku saat ini, aku bahkan rela menjadikan Isteri dan anak-anak ku menjadi urutan terakhir dalam skala prioritasku saat ini.” President memberikan penekanan disetiap kata-katanya.

“Aku ingin kalian menemukan Billy dan anak-anak yang lain dalam kondisi selamat. Jangan biarkan aku dan para orang tua mereka menyesal telah melakukan hal sama dengan yang ku lakukan!” Presiden meninggalkan Operation room begitu saja diikuti oleh Secret Service yang mengawalnya.

“Apa kau seorang ibu Agent Kim?” Ibu negara melangkahkan kakinya mendekati Minhee, mendekatkan wajahnya dengan wajah Minhee yang kini berjarak 5 cm.

“No, Mam” jawab Minhee mengeraskan wajahnya berusaha menahan emosi yang tiba-tiba memuncak.

“So You dont Know what i feel. Aku tidak peduli siapa yang jujur atau tidak, yang ku pedulikan hanyalah keselamatan anakku.” Jessica Taylor menatap Minhee dengan tatapan tajam sebelum akhirnya meninggalkan Minhee untuk menyusul suami nya.

“Aku memang tidak tahu perasaan anda.” Ujar Minhee membuat First lady Amerika Aerikat itu menghentikan langkahnya, bwrbalik menatap Minhee yang menolehkan wajahnya menatap lekat kearah Jessica taylor.

“Tapi aku tahu bagaimana rasanya ketakutan dan merindukan pelukan hangat seorang ibu. Anda tak perlu khawatir, Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menemukan Billy dan yang lainnya. “Jessica Taylor membalikan tubuhnya setelah mendengar perkataan Minhee, ia melangkahkan kakinya kembali meninggalkan Operation room diikuti oleh Agent Secret Services dibelakangnya.

“Minhee!” Woobin menangkap tubuh Minhee yang hampir saja jatuh bertepatan dengan pintu otomatis Operation Office tertutup. Minhee berusaha menahan Emosi dalam dirinya, perasaan marah serta sedih muncul begitu saja dan sekuat tenaga menahan air mata agar tidak turun begitu saja dari kedua mata bening miliknya.

“Kau baik-baik saja?” bisik Woobin ditelinga Minhee. Minhee menutup kedua matanya seraya menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Woobin.

“i need Some air.” Minhee melangkahkan kakinya meninggalkan Operation Office Room dengan cepat, para aggota NTS menatap punggung Minhee yang semakin menjauh dengan tatapan yang sulit diartikan.

FBI Garden

Outside FBI Building

Minhee menghembuskan nafasnya berusaha menormalkan emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Minhee mengigit bibir dalamnya berusaha menahan air mata yang akhirnya tetap meluncur dari kedua mata indahnya. Memori menyedihkan muncul kembali diingatannya, bagaimana ia memohon ada Jaejjoong untuk membangunkan ibu nya yang sudah beristirahat dengan tenang, bagaimana ia menangis karena iri ketika teman-temannya selalu datang bersama kedua orang tua nya namun Minhee selalu datang bersama Jaejjoong disetiap kesempatan, bagaimana ia selalu ingin diperhatikan dan dikhawatirkan oleh seseorang yang dipanggil IBU oleh anak-anak seumurannya saat itu, saat ia masih bersekolah dan hanya mempunyai Jaejjoong yang harus bekerja keras memimpin perusahaan serta menjadi orang tua tunggal untuknya.

“Oh My God. Dad, Mom. I Miss you a lot” Minhee meyeka air matanya ketika mengingat insiden bagaimana kedua orang tua nya meninggal saat umurnya masih 12 tahun akibat sebuah kecelakaan. Kecelakaan disaat mereka ingin menghadiri lomba fashion mendesign yang diikuti Minhee. Kecelakaan yang membuat Minhee menyalahkan dirinya sendiri, serta menjadikan bela diri dan Senapan api sebagai pelampiasan atas penyesalannya.

Minhee mengeluarkan telepon gengam dari dalam saku celana nya, ia tersenyum mendapati nama yang tertera pada layar Samsung Edge Miliknya.

“Hai” Minhee tersenyum mendengar balasan dari laki-laki yang selama 1 tahun ini menyandang status sebagai kekasihnya.

“Hai darling, How was There?!” Minhee selalu bisa mengontrol dirinya sendiri begitu mendengar suara berat namun menenangkan milik kekasihnya Lee Min Ho.

“Im Good, How’s Korea?”

“Not Good as When You here beside me” Minhee tersenyum mendengar nada suara sang kekasih yang mengeluarkan jurus gombal nya. Jurus yang selalu dikeluarkan jika ia tahu jika Minhee sedang dalam keadaa tidak baik.

“Dont try, You are Failed!” Minhee berusaha menutupi tawa serta senyum dengan punggung tangan miliknya.

“uh-uh You are Smiling now, i know that, i know that voice” Minhee kembali tersenyum mendenngar Min Ho tertawa puas karena berhasil menggoda Minhee dengan kata-kata gombalnya.

“Stop It”

“I dont Know Whats Happen darl, but If you feel you cant handle that, just go home” Minhee tersenyum Simpul mendengar perkataan Min Ho yang lebih serius

“Or Should i pick you up? Kau tahu kan aku tinggal menghubungi pilot pribadiku dan “TING!” aku akan segera berada dihadapan mu” tambah Min Ho membuat Minhee tak lagi bisa menahan tawanya, mendengar bagaimana kekasih yang berprofesi sebagai Artis sekaligus pengusaha muda berbakat berusaha menjadikan moodnya lebih baik dari sebelum nya.

“Tidak perlu, aku baik-baik saja. Aku bisa mengatasinya, dan terimakasih karena mendengar suara mu, mood ku menjadi jauh lebih baik.” Suara Minhee terdengar lebih manis dan lebih baik dari sebelumnya. Min Ho yang berada dikorea pun tersenyum setelah mendengar perubahan suara kekasihnya ini.

“Dengarkan aku sayang, apapun yang terjadi kau harus selalu memberitahukan ku. Pekerjaan mu sudah membuat ku hampir gila dibuatnya, paling tidak beritahu aku jika kau dalam keadaan baik-baik saja, terutama jika kau membutuhkan atau merindukan ku” ujar Min Ho.

“Aku mengerti, terimakasih untuk semuanya. Aku mencintai mu!”

“Aku Lebih mencintai mu.” Minhee mengakhiri pembicaraanya setelah mendengarkan kata-kata cinta yang diutarakan oleh Min Ho.

Minhee kembali tersenyum seraya mengenggam telepon gengamnya, ia merasa bersyukur memiliki Min Ho yang mencintainya dan merasa bersyukur karena memiliki 3rd team yang selalu tahu apa yang ia perlukan saat ini. Minhee kembali mengotak-ngatik telepon gengam nya, mengetikan sesuatu yang ia kirimkan kepada salah satu 3rd team member, Bang Sung Joon. Seseorang yang ia yakini sebagai penyebab dibalik telepon mendadak dari kekasihnya Min Ho yang berada di Korea Selatan.

“Aku tahu apa yang kau lakukan. Terimakasih banyak, Aku menyayangi mu.” Minhee menekan tombol Send pada Samsung Edge miliknya. Minhee bersyukur Min Ho dan para anggota 3rd team mempunyai hubungan yang baik, tak jarang Min Ho selalu datang dalam perayaan-perayaan yang diadakan oleh 3rd team, dan diantara semuanya team, Min Ho paling dekat dengan Sung Joon.

Minhee bangkit dari tempat duduknya, memasukan telepon gengamnya kedalam saku celana miliknya namun kegiatannya terhenti ketika sebuah panggilan telepon masuk, Minhee pun langsung menjawab tanpa melihat siapa yang menghubungi nya.

“Kim Minhee”

“NTS Agent Kim, Young Lady with Pretty Face, What are you doing Here?”

Minhee mengeraskan wajahnya, ia menolehkan kepalanya kekanan dan Kekiri, membalikkan tubuhnya menatap siapapun dengan tajam, mencari tahu siapa yang menghubunginya diantara para warga yang berlalu lalang dan para Agent yang sedang menghabiskan waktu istirahat mereka di taman FBI yang terbuka untuk umum.

“Who Are You?!” tanya Minhee penuh penekanan.

“Im Someone you want to meet or rather that you and your team want to meet” ujar seseorang yang Minhee yakini seorang Pria. Seseorang penelepon atau penjahat tanpa nama yang NTS beri julukan sebagai“UNSUB”

“Where Did you get My Number?” Tanya Minhee penuh penekanan dengan tetap mengedarkan pandangannya untuk mencari tahu siapa dan dimana keberadaan unsub tersebut.

“Aku tidak menyangka bahwa FBI terlalu payah sehingga harus meminta NTS untuk membantu mereka” ujar Unsub dengan nada sangat meremehkan.

“We are here not to help FBI to catch You, We here to take Korea Ambasaddor’s Sons back to his family.” Jawab Minhee sengit. Minhee dapat mendengar laki-laki tersebut tertawa mendengar jawaban yang ia sampaikan.

Minhee menghentikan gerakan ketika kedua matanya menangkap seseorang sepertinya sedang berbicara dengan orang lain melalui telepon gengamnya. Seseorang yang duduk sendirian dikursi taman FBI, berpakaian seperti warga Amerika pada umumnya, Tshirt, Jaket, Topi berwarna senada dengan pakaiannya yang berwarna biru. Dengan perlahan Minhee melangkahkan kakinya mendekati Pria tersebut seraya meraih Senjata api yang selalu berada di saku belakang celana miliknya. Minhee menghela nafas lega ketika melihat laki-laki tersebut ternyata sedang menunggu seorang wanita dan mereka pergi begitu saja .

“Kau tak perlu susah payah untuk mencari keberadaan ku dan team ku yang lain.” Minhee membulatkan matanya kembali menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri. Minhee yakin jika “The Unsub” itu berada tak jauh dari tempatnya saat ini.

“Apa yang kau inginkan? Kenapa kau melakukan hal ini? Dan kenapa kau menggunakan anak-anak itu?”tanya Minhee yang kembali melangkahkan kakinya mencari keberadaan Unsub tersebut. Minhee kembali mengeram kesal ketika menyadari bahwa Unsub memperhatikan dirinya melalui kamera CCTV yang terdapat dibeberapa Tiang Lampu taman FBI.

“Hai, i can See your face clearly from here, and you really looks pretty” Minhee menatap tajam kearah kamera.

“Katakan apa yang kau inginkan?!!” tanya Minhee tanpa mengalihkan pandangannya dari kamera CCTV yang berada dihadapannya saat ini.

“Apa yang aku inginkan?” Minhee kembali menahan geramanya ketika mendengar suara tawa dari lawan bicaranya.

“Aku hanya ingin membunuh kalian semua, membuat mereka yang berada diatas merasakan balasan apa yang telah mereka lakukan pada kami.”

“Apa maksud perkataan mu? aku akan membantu mu untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, kita bahkan bisa bernegosiasi untuk hal ini. Aku akan membantu mu, dan kau serta teman-teman mu membebaskan anak-anak?” Minhee melembutkan nada bicaranya meyakinkan kepada orang yang dikenal tersebut bahwa ia akan membantu nya.

“You a liar, All Of You are Liar!! I dont need negotiate!” ujar The Unsub terdengar marah kemudian mengakhiri pembicaraannya.

Minhee mendengus kesal seraya mengaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kasar. Ia kesal, kesal karena tidak berhasil melakukan negosiasi dengan penculik tersebut. Minhee kembali menekan tombol telepon gengamnya untuk menghubungi Sung Joon. “Aku sedang berada diruang pemantau interogasi, Megan sedang melakukan tugasnya, menginterogasi Bobby!” ujar Sung Joon yang menggantikan tugas yang diberikan Seungwon padanya 1 jam yang lalu.

“Aku berada ditaman FBI, aku akan segera kesana!” ujar Minhee memasukan kembali senjata api miliknya kedalam saku belakang, seraya melangkahkan kakinya menuju kedalam gedung FBI setelah mengakhiri pembicaraanya dengan Sung Joon.

“Bump.. Bumpp — Aaaaaa .. Aaaaa”

Minhee berjongkok melindungi kepala menggunakan kedua tangannya ketika mendengar suara tembakan lebih tepatnya beberapa suara tembakan yang berasal dari senapan yang menggunakan peredam suara beserta teriakan dari orang-orang yang berusaha menghindar dari peluru terbang yang bisa jadi menembus badan mereka. Minhee bergerak secara perlahan berlindung dibalik tempat sampah besar yang terdapat tak jauh dari tempatnya saat ini, meraih kembali senjata miliknya dan mengarahkan kebeberapa tempat yang ia yakini sebagai tempat Sniper itu berada. Tak selang berapa lama tembakan pun berhenti, Minhee melihat 5 orang berbaring karena terkena tembakan. Semua orang tak berani bergerak karena ketakutan, beberapa Agent FBI yang berada ditaman pun melakukan hal yang sama dengan Minhee, menajamkan kedua mata mereka seraya mengarahkan senjata mereka masing-masing.

Minhee berusaha menghubungi NTS team yang berada didalam gedung FBI namun tidak ada jawaban. “Sial!, siapapun tolong ingatkan aku untuk menuntut provider telepon Amerika ini” umpat Minhee pada dirinya sendiri.

Perlahan namun pasti Minhee bangkit dari tempat persembunyiannya berniat untuk masuk kedalam gedung FBI. Tidak hanya Minhee. beberapa Agent FBI dan pengunjung taman tersebut bangkit dari tempat persembunyian mereka. Beberapa diantara pengunjung memilih untuk pergi dari taman, namun beberapa diantaranya mendekati para korban bersama dengan Agent FBI yang berada di taman tersebut.

Minhee melangkahkan perlahan menuju salah satu Agent yang berada tak jauh dari dirinya berada, menghela nafas seraya menutup kedua mata salah satu Agent FBI yang bernama Kyle menurut FBI ID yang terdapat di saku Blazer yang ia kenakan. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju Pintu utama Gedung FBI dan disaat yang bersamaan ia kembali mendengar beberapa suara tembakan. Minhee membulatkan matanya terkejut ketika merasakan sesuatu yang aneh serta panas menembus bagian belakang tubuhnya. Minhee kembali mendengar suara tembakan, serta teriakan orang-orang bersamaan dengan tubuhnya yang jatuh kelantai dengan posisi tertelungkup. Perlahan namun pasti Minhee menutup kedua matanya.

Sung Joon yang berada diruang pemantau Introgasi pun merasa aneh ketika melihat bayangan orang-orang yang berlalu lalang dengan cepat serta percakapan-percakapan antara mereka. Sung Joon pun memilih untuk meninggalkan ruang pemantau Interogasi yang terletak bersebelahan dengan ruang Interogasi.

“Aku akan keluar sebentar, tolong beritahu Agent Megan” Sung Joon menepuk bahu salah pegawai FBI bertugas untuk merekam proses interogasi.

Sung Joon melangkahkan kakinya keluar ruangan, ia mengerutkan dahi nya melihat para Agent FBI yang berlalu lalang dan berjalan dengan cepat. Sung Joon mempercepat langkahnya menuju ruang Operation Room seraya menajamkan telinga berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

“Ada apa ini?” Sung Joon melangkahkan kakinya mendekati NTS agent dan beberapa Agent FBI yang berada didalam Operation Room.

“Seseorang melakukan penembakan diluar gedung FBI” Sung Joon menatap Jaehyun yang memberi jawaban atas pertanyaannya.

“Any Victim?” tanya Sung Joon mengeluarkan telepon gengam nya berusaha menghubungi seseorang.

“15 Orang, 4 diantaranya FBI agent, Granger dan Changwook sedang berusaha untuk menjangkau tempat kejadian melewati pintu belakang.” ujar Seunghyun yang menghampiri NTS agent setelah mendapat kabar dari Granger

“SWAT Team Will be here in 5” ujar Kenzi yang juga berada didalam Operation Room.

“Come on! Come on! Come on!” Gumam Sung Joon khawatir karena tak ada jawaban dari lawan bicaranya. Jaehyun menatap Seung Joon dengan mengerutkan dahinya, ia membulatkan matanya terkejut ketika menyadari bahwa ada seorang dari Group mereka yang tidak berada di dalam ruangan.

“Hyung!” Sung Joon memandang Jaehyun yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Seungwon, Woobin, Aaron , Kenzi serta Seunghyun ikut menatap Sung Joon dengan menuntut.

“She didnt Answer my call” Sung Joon menatap Seungwon dengan tatapan penuh ke khawatiran.

“kalian pergilah cari Minhee sampai ketemu, jangan kembali sebelum menemukannya!” Seunghyun memberi perintah kepada NTS agent.

“Tempo, Bantu NTS untuk menemukan Minhee, bergabung bersama Granger dan Changwook . Aku ingin informasi!” Aaron menatap Seunghyun menuntut.

“I Got it!” Seunghyun berjalan keluar ruangan, dikuti oleh Woobin, Sung Joon dan Jaehyun dibelakangnya, mereka dapat mendengar Aaron berteriak meminta seluruh agent serta FBI meningkatkan status keamanan FBI menjadi Siaga 1.

“Hei, Berikan peralatan kalian!!” Seunghyun mencegat beberapa Agent FBI yang sudah menggunakan perlengkapan lengkap seperti Rompi anti peluru dan Senjata laras panjang. ketiga Agent tersebut pun memberikan rompi anti peluru yang mereka kenakan beserta senjata berlaras panjang kepada 4 Agent, tiga diantaranya adalah NTS agent. Dengan cekatan 4 agent terlatih itu menggunakan Rompi anti peluru serta mengecek kembali ketersediaan perluru didalam senjata laras panjang berjenis Remmington 870, AK47 dan AR15 yang akan digunakan oleh ketiganya.

“Kalian Siap?” Seunghyun menatap ketiga rekan Agent beda negara, dijawab anggukan kepala oleh kedua nya. Seunghyun berjalan terlebih dahulu, yang diikuti oleh Sung Joon dibelakangnya, mereka berdua menggunakan AK47. Woobin menatap Jaehyun sebentar memastikan bahwa Magnae nya ini sudah menggunakan perlengkapannya dengan benar, menginggat Jaehyun tidak dipersiapkan khusus untuk Operasi lapangan.

“Im ready!”

Woobin menyerahkan Remington 870 kepada Jaehyun, dan Woobin menggunakan AR15. Walaupun Jaehyun tak dipersiapkan untuk Tectical Operation seperti ini, Jaehyun cukup terlatih untuk menggunakan berbagai macam senjata api.

“Follow me, jangan keluar dari barisan!” Jaehyun menganggukan kepalanya mengerti. Woobin dan Jaehyun kemudian bergabung bersama Seunghyun dan Woobin

“Kalian Siap?!” Seunghyun memberikan aba-aba pada ketiga nya. “Ready!” Bisik Jaehyun yang berada paling belakang.

“Go!”

Keempat agent tersebut mengarahkan senjata yang mereka miliki kesegala arah, mereka berjalan dengan cepat dan beriringan sampai. Mereka dapat melihat beberapa Agent FBI tetap berada ditempatnya, untuk berlindung dengan Handgun yang tetap berada ditangannya.

Woobin memberikan kode kepada Changwook yang berada tak jauh dari tempatnya berada, ia melihatnya bergerak masuk kedalam sebuah gedung yang letaknya 50 meter dari taman FBI untuk mencari tahu dari mana tembakkan itu berasal. 5 menit kemudian Ambulance dan SWAT team datang, untuk menyisir tempat kejadian, mereka masuk kedalam gedung yang sama dengan gedung yang dimasuki oleh Granger dan Changwook

Seunghyun, Sung Joon, Woobin dan Jaehyun memisahkan diri dari barisan setelah melihat SWAT team datang. tanpa menurunkan tingkat kewaspadaan, mereka mulai menyusuri korban untuk memastikan yang selamat dan yang meninggal, serta untuk mencari keberadaan Minhee.

Sung Joon menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang tertelungkup yang berada 7 meter dari dirinya saat ini, Ia melangkahkan kakinya mendekati seorang yang ia yakini adalah Wanita karena boots heels yang ia kenakan. Perlahan, perlahan kemudian Sung Joon mempercepat langkahnya ketika menyadari wanita itu menggunakan Boots heels yang khusus Sung Joon design untuk nya.

“Oh My God!! MINHEEE!!!” Sung Joon berlari mendekati wanita yang ia yakini sebagai Minhee, Sung Joon membalikan tubuhnya mendapati Minhea tak sadarkan diri.

“Blood” Sung Joon membulatkan kedua matanya terkejut

“Somebody help Me!!!”

“Apa yang kau lakukan?!” Sung Joon yang baru saja datang kedalam kamar Minhee membulatkan matanya mendapati punggung telanjang Minhee, dengan susah payah Minhee berusaha melepaskan baju rumah sakitnya mengganti dengan pakaian yang tadi ia kenakan, pakaian yang sudah dikembalikan oleh petugas laundry rumah sakit tempat ia berada.

“Bantu aku untuk memasukan tangan kanan ku kedalam lubang tangan ini” Minhee menolehkan wajahnya kepada Sung Joon yang masih terdiam memandang Minhee.

“Bantu aku!!” Teriak Minhee membuat Sung Joon menghampirinya dan segera membantu Minhee untuk memakai pakaiannya, dengan susah payah Minhee mengaitkan kancing kemeja nya, Sung Joon pun membantu Minhee untuk mengenakan Blazer miliknya.

“Kau itu baru saja menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru dari bahu kanan mu itu, belum ada 5 jam kau keluar dari ruang operasi dan-”

“Kau sungguh berisik!” Minhee bersiap untuk melangkan kakinya meninggalkan Sung Joon

“Minhee”

“What?!”

Perlu aku bantu untuk mengaitkan kancing kemeja itu?” Minhee menutar kedua bola matanya ketika melihat Sung Joon yang menunjukkan Gummy Smile nya seraya mengarahkan telunjuknya pada kancing yang belum terpasang tepat didada Minhee.

“You Wish!!!” Minhee melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju tempat parkir diikuti Sung Joon dibelakangnya,

“Hei Kim Minhee!”

“Great View Up here, Nice Sniper Perch” ujar Granger menatap tajam kearah taman FBI dari lantai 15 sebuah gedung perkantoran yang sedang direnovasi.

“But, these arent the kind of windows that open at all, though.” Ujar Seunghyun yang menekan-nekan jendela yang di design tak bisa dibuka dari dalam ataupun luar.

“Sudah berapa lama tempat ini dalam renovasi?” tanya Changwook yang berjalan meninggalkan jendela yang menghadap ketaman FBI diikuti Granger dan Seunghyun dibelakangnya. Changwook melangkahkan kakinya menuju ruangan lain setelah mendengar teriakan dari Jaehyun. Jaehyun dan Woobin memutuskan untuk membantu, sementara Sung Joon menemani Minhee dirumah sakit.

“Menurut manager gedung, sekitar 4 minggu” jawab Granger

“Take a look at this!” Woobin menatap Changwook dan Granger yang baru bergabung bersama dirinya dan Jaehyun.

“Angkat ini perlahan!” Woobin memberi aba-aba pada Jaehyun untuk membantunya mengangkat sebuah papan besar yang bersandar pada jendela. Granger dan Changwook menghampiri mereka.

“Ha-Uh!” dengus Changwook

“Smooth lines, made by A glass Cutter” Jelas Woobin seraya menunjuk sebuah lubang sebesar dasar botol Beer besar yang terdapat di jendela.

“Sudah dapat dipastikan Sniper menembak dari sisi ini! Perfect Location” ujar Jaehyun membuat gesture tangannya seperti seorang Sniper yang mengarahkan senjatanya tepat ketaman FBI.

“Apa ada tanda-tanda ia bersama orang lain?” tanya Granger

“Nope” Jawab Woobin

“The Unsub could have walked in and out as a worker” ujar Seunghyun

“Membawa senjatanya dengan sebuah kotak peralatan atau semacam Kontainer kecil seperti yang dimiki oleh pekerja bangunan pada umumnya” ujar Changwook.

“Atau mungkin kedalam sebuah kaleng Cat 5 Kg” Granger menambahkan.

Woobin meraih telepone gengam yang berada disakunya yang bergetar. “Hey Ajjhusi whats Up?” Woobin menghidupkan mode Speaker

“The analysis is back on the bullets found in the garden. The lands and Grooves tell us they wew fired from A.308 Nemesis Semi-Automatic Rifle jelas Seungwon yang juga menghidupkan mode Speaker Phone

“Senjata yang sama, yang digunakan pada penangkapan beberapa mafia beberapa tahun yang lalu. Senjata ini digunakan juga oleh para mafia yang berhasil kabur saat penangkapan di China 1 tahun yang lalu.” Ujar Aaron bergantian dengan Seungwon

“Jadi penembakan kali ini merupakan bagian dari Revenge Mission.” Ujar Jaehyun menatap ketiga rekannya bergantian

“Or it was Hit called by the leader!” ujar Aaron yang berada di dalam gedung FBI bersama Seungwon.

“Of Course they called From the Leader” Seunghyun, Changwook, Woobin, Granger dan Jaehyun menolehkan wajahnya kepada sumber suara, mendapati Minhee yang masih berwajah pucat berada ditempat yang sama dengan mereka.

“Sebelum aku tertembak, Salah satu pemimpin mereka menghubungi ku. Ia mengatakan akan menuntut balas.” Minhee berjalan mendekati keempat rekannya diikuti Sung Joon dibelakangnya. Sung Joon menaikan kedua bahu seraya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Woobin kenapa Minhee sudah keluar dari rumah sakit tanpa mengeluarkan suara.

“Call recording selalu aktif handphone ku.” Minhee menyerahkan Samsung Edge miliknya pada Woobin.

“Jaehyun, kembalilah ke gedung FBI, temukan yang bisa kau temukan!” Woobin menyerahkan handphone Minhee pada Jaehyun. Jaehyun menganggukan kepalanya segera pergi menuju ruang FBI.

“Jangan mendengar rekaman pembicaraan ku dengan Min Ho atau aku akan membunuhmu!”

To Be Continued

Leave a comment

3 Comments

  1. Rhea

     /  July 21, 2015

    part komedy ada,part sad ada, aku tahu rasanya jadi minhee kak walaupun ga sepenuhnya, rasa kehilangannya
    untuk beberapa part kudu mikir keras banget masukkin info nya
    good job kak

    Like

    Reply
  2. Minhee keren! Salut sama semangat minhee.
    Untung ada jaehyun yang menjadi pencair suasana disaat kondisi sedang serius.

    Like

    Reply
  1. The Third Team Series : Casino Alias (Part 2) | Kim's Cinema

Leave a comment